Kesengajaan sakit

 “sakit yang tak pernah dapat terasa”
sebuah kalimat pendek yang membingungkan seperti biasa yang terdapat dalam kata yang kutuliskan, dan kenapa membingungkan tentunya bukan sebuah kesengajaan, tapi lebih karena keterbatasanku dalam memahami dan mengungkapkan kata menjadi sebuah kalimat.

Baiklah, untuk mempermudah memahami makna yang ada didalam kalimat pembuka tulisan membingungkan ini, mari kita ilustrasikan dalam sebuah contoh yang mungkin ada disekitar kita atau mungkin yang kamu rasakan saat ini. Dalam menjalani hidup, pernahkah sobat merasa jatuh, terluka, terhina, tak berdaya dan merasa dipermalukan oleh keadaan atau orang lain. Jika iya.. anggukanlah kepala kamu atau paling tidak mengiyakan dengan suara pelan dan hanya kamu sendiri yang dapat mendengarkan. Saat itu, saat kamu merasa terhina, tak berdaya dan dipermalukan terlintas sebuah tekad, sebuah semangat, sebuah kemarahan yang terpendam dan timbulah rasa ingin membuktikan sesuatu… ya.. sebuah pembuktian!. Pembuktian bahwa kamu lebih baik dari apa yang mereka katakan dan tuduhkan.

Sampai disini mungkin sudah ada gambaran tentang “sakit yang tak pernah terasa”,

Lah.. terus dimana sakitnya? Sakit apa maksudnya? Bukankah itu sesuatu yang positif, karena dengan begitu munculah sebuah semangat?

Ya.. memang benar! Dan akupun disini sedikitpun tidak untuk berusaha menyalahkan ataupun mengoreksi, aku hanya menuliskannya, setuju atau tidak semuanya kukembalikan pada kamu semua  🙂

Baik, kulanjutkan, kata “sakit” diatas sebenarnya mengacu pada kata “pembuktian”.

Mari kita lihat disekitar kita, berapa banyak orang yang pontang panting dan mati matian dalam hidup untuk membuktikan sesuatu bahwa mereka bisa atas dasar dari sebuah “kekecewaan”, kekecewaan masa lalu yang memberikan semangat untuk melakukan sesuatu tanpa mereka sadari bahwa yang mereka lakukan atas dasar dendam yang dalam yang tak pernah terungkap dan saat itulah sebenarnya sedang sakit, sakit yang tak pernah disadari.

Diatas hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada, seperti misalnya jika kita membicarakan orang lain tenting keburukan dan kelemahannya yang tidak kita sukai padahal pada saat yang sama kita sedang melakukan keburukan… kita sedang sakit, sakit yang tak pernah terasa…

Sekarang bandingkanlah dengan orang yang melakukan sesuatu karena memang mereka ingin dan butuh melakukan sesuatu, tentu ada perbedaan mendasar jika kita renungi semuanya.

 

Sahabat sakitmu,

Ujexx lancelot

Leave a comment